Gubernur Kepri Tegaskan Pembacaan Selawat Busyro sebagai Bagian Apel ASN

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus melakukan penguatan nilai-nilai religius di lingkungan aparatur sipil negara. Gubernur Ansar Ahmad menetapkan bahwa setiap apel dan kegiatan resmi yang diawali dengan lagu Indonesia Raya kini akan dilanjutkan dengan pembacaan selawat Busyro. Kebijakan ini dipandang sebagai langkah sederhana namun berdampak dalam membangun suasana kerja yang lebih tenang dan berkarakter.

Pembiasaan Religius sebagai Penguat Karakter ASN

Kebijakan selawat Busyro lahir dari keinginan pemerintah provinsi untuk menghadirkan budaya kerja yang lebih tertib dan humanis. Selawat yang dibacakan bersama bertujuan memberi ruang refleksi singkat sebelum ASN mulai menjalankan tugas. Pemerintah percaya bahwa ketenangan mental dapat meningkatkan konsentrasi dan membantu pegawai menjalani aktivitas dengan sikap yang lebih positif.

Program pembiasaan ini juga masuk dalam rangkaian pembinaan mental pegawai yang selama ini digencarkan Pemprov Kepri melalui berbagai kegiatan keagamaan.

Selaras dengan Tradisi Islam Melayu

Kepulauan Riau memiliki identitas budaya Islam Melayu yang kuat, sehingga kebiasaan melantunkan selawat diterima secara natural oleh masyarakat. Rutinitas ini dipandang tidak bertentangan dengan kultur setempat dan dinilai mampu memperkuat citra birokrasi yang dekat dengan nilai-nilai lokal.

Namun demikian, pemerintah tetap menegaskan bahwa toleransi menjadi prinsip utama dalam pelaksanaannya. ASN non-Muslim tidak diwajibkan mengikuti selawat, tetapi tetap dihimbau untuk menjaga ketertiban selama pelaksanaan apel.

Respon Positif dari Berbagai Instansi

Sejumlah perangkat daerah melaporkan bahwa apel terasa lebih tenang dan terstruktur sejak kebijakan ini diterapkan. Pegawai dapat memulai hari dengan fokus yang lebih baik karena rangkaian apel berjalan lebih khidmat. Selawat Busyro yang singkat juga tidak mengganggu durasi apel, sehingga aktivitas kantor tetap berjalan sesuai jadwal.

Beberapa pegawai mengaku rutinitas ini memberi suasana baru yang membuat apel tidak sekadar formalitas, tetapi juga momen membangun kebersamaan.

Dampak terhadap Disiplin dan Etos Kerja

Pemerintah melihat adanya peningkatan kedisiplinan sejak rutinitas selawat diberlakukan. Banyak ASN berusaha hadir tepat waktu agar tidak melewatkan rangkaian kegiatan apel. Kebiasaan ini turut membantu menciptakan pola kerja yang lebih teratur dan harmonis di lingkungan instansi.

Rutinitas bernuansa spiritual tersebut diharapkan dapat mempengaruhi cara pegawai memberikan pelayanan. Dengan mental yang lebih stabil dan hati yang lebih tenang, pemerintah menilai pelayanan publik akan menjadi lebih responsif dan ramah.

Arah Evaluasi dan Keberlanjutan Program

Pemprov Kepri akan melakukan evaluasi rutin untuk melihat dampak nyata kebijakan ini di setiap unit kerja. Pemerintah ingin memastikan bahwa pembiasaan tersebut diterapkan secara efektif, tanpa mengabaikan prinsip toleransi dan keberagaman.

Jika hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan, pemerintah dapat memperluas implementasinya atau menambah program pembinaan mental lainnya yang relevan dengan budaya lokal.

Melalui konsistensi dalam pembiasaan sederhana ini, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berharap terbentuk suasana birokrasi yang lebih harmonis, religius, dan berorientasi pada pelayanan publik yang baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *